About Me

Kali Ini STOP !!

Semua sudah dilakukan. Tanpa ada yang terlewati sedikitpun. Hal apa yang terpunyai sudah tak bertuan. Luluh lantak tak bersisa semua telah diberikan dengan tulus. Tak ada lagi yang dipunyai selain bekas air mata yang mengering dan juga seonggok kertas terkusut. Semua sirna dan tak ada lagi secercah cahaya sedikitpun. Terbang hilang entah kemana. Lalu muncul sedikit sinar kilat. Tidak.. tidak.. itu bukan cahaya itu hanya sementara. Tau mau lagi harapan itu muncul berkali-kali. Hingar bengkar tak akan menapaki jejak yang sama. Kali ini Stop..
Pergilah jauh bersama masa depanmu. Tinggalkanlah manusia sempit ini disini. Meratapi bumi yang tak berumi. Karena yakinilah Kehidupan, Masa Depan, Kebahagiaan, Kekayaan dan Kemewahan tak ada pada diriku saat ini. Pergilah...

mozaik hilang

luput mata sang maestro jalanan itu. Berkekang waktu yang kemudian tak pasti. Namun tetap menemani sebuah desiran pagi yang menyinari pintu kecil dan jendela. Pagi tetaplah pagi dan sinarnya hari ini begitu cerah. Awal hari yang baik berlaku untuk mereka. Tak semikian meraup wajah orang-orang kantoran. Mahasiswa juga termasuk dalam mereka yang beruntung.
Semakin lama intensitas cahaya langit bertambah seiring perubahan warnanya. Tepat berada dipenggiran centerline roda berputar. Bergerisik menyerembet turunan dari ketinggian rumah. Dan roda terus berputar mengelilingi romantika kota hujan siang hari.
Persis tak ada roh yang berselimut ditubuh maestro itu. Mozaik kembali hilang memedamkan ekspresif. Tak ayal beribu tahun tak akan kembali. Katakanlah sekelilingmu bahwa rautkan wajahmu. Usaplah aspal biar melting. Jangan.. Jangan Lagi kau sembunyi ini semua dari maestro itu.